Table of Contents
Mengenal Masjid Quba, Masjid Pertama yang Dibangun Rasulullah
Apabila berbicara mengenai pembangunan dan atau pendirian sebuah masjid tentu tidak dapat di lepaskan dengan yang namanya sejarah itu sendiri. Adanya sejarah tentu dapat memberikan wawasan informasi atau pengetahuan kita terdahap gambaran peristiwa atau kerjadian yang telah terjadi di masa lampau. Dengan kata lain adanya sejarah akan dapat memberikan dampak yang baik terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sifatnya terus berkembang secara dinamis.
Salah satu sejarah pembangunan atau pendirian sebuah masjid yang menjadi banyak sorotan masyarakat baik lokal maupun mancanegara yaitu sejarah Masjid Quba. Masjid Quba merupakan sebuah masjid yang tidak dapat terlepas dari baginda Rasululloh, Nabi Muhammad SAW. Sebab dalam pembangunan masjid ini, Nabi Muhammad SAW ikut andil dalam penyelesaian pembangunanya.
Lokasi Masjid Quba
Letak dari Masjid Quba itu sendiri berada di tepi Kota Madina dan pada kala itu Nabi Muhammad SAW baru saja menyelesaikan perjalanan hijarahnya dari kota Mekah dan kemudian memberikan instruksi untuk memulai proses pembangunan Masjid Quba.
Luas Masjid Quba
Bagunan masjid yang luas nan indah ini di bangun di atas lahan kebun kurma seluas 1.200 meter persegi. Seiring dengan perkembangan zaman, masjid ini di perluas dan sekarang mencapai luas 5.860 meter persegi sehingga dapat menampung sejumlah kurang lebih 2.000 jamaah sekaligus. Empat menara yang menjulang dan 56 qubah tampak mempercantik bangunan masjid tersebut. 19 pintu yang berdiri kokoh di Masjid Quba, 3 di antaranya merupakan pintu utama, dua pintu di peruntukkan untuk jamaah laki-laki, dan satu lain nya untuk jamaah perempuan.
Sejarah Perluasan Masjid
Perluasan Masjid Quba terjadi beberapa kali, pada konstruksi awal di zaman Rasulullah Nabi Muhammad SAW bangunan masjid ini sangatlah berbentuk sederhana, dengan dinding tanah liat dan atap pelepah kurma. Sampai pada sepeninggalan Nabi Muhammad SAW masjid ini di renovasi untuk pertama kalinya pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan, lalu di ikuti oleh beberapa Rezim kepemimpinan peradaban timur tengah setelahnya, Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Dinasti Umayyah merekonstruksi bangunan menara pertama pada Masjid Quba, dan di ikuti dengan renovasi-renovasi setelahnya.
Mengutip dari Republika.co.id, Abu Yali al-Husaini berkontribusi membangun mihrab (sebuah bagian yang menunjukkan arah shalat) di dalam Masjid Quba pada 435 H. Renovasi selanjutnya pun pada masa pemerintahan Kesultanan Turki Utsmaniyah beberapa perubahan lainnya juga dilakukan terhadap rumah ibadah ini. Sekitar 30 tahun yang lalu, Masjid Quba direnovasi lagi untuk kesekian kalinya oleh Kerajaan Arab Saudi. Proyek renovasi tersebut diawali pada 1405 H/1984 M di bawah kepemimpinan Raja Fahd bin Abdulaziz. Dua tahun kemudian setelah di renovasi, masjid yang bangunannya telah mengalami perluasan ini secara resmi kembali dibuka untuk umum. Renovasi dan perluasan pada tahun 1984 pada masjid ini merupakan renovasi terakhir di lakukan sampai pada saat sekarang.
Salah Satu Destinasi Umrah
Berziarah ke Masjid Quba merupakan salah satu tujuan destinasi bagi jamaah haji dan umrah. Pelataran yang luas dan dapat menampung banyak masa menjadikan Masjid Quba salah satu tujuan ziarah ibadah bagi umat muslim dari berbagai belahan dunia. Sebagian besar dari peziarah yang datang ke masjid tersebut merupakan jamaah yang berasal dari Indonesia, sedang jamaah lain nya berasal dari Negara seperti Brunei, Maaysia, Turki, Iran, dan beberapa Negara lain nya yang berada di timur tengah dan eropa.
Tentunya menjadi salah satu keinginan umat muslim untuk dapat berkunjung ke rumah Allah yang satu ini dengan menghadirkan ketaqwaan dan mengharap lebih ridho Nya. Semoga kita dapat berkesempatan menikmati indahnya meraih amalan mulia yang di lakukan di dalam Masjid Quba yang di muliakan oleh Allah SWT ini.
Baca artikel lainnya:
Sejarah dibangunnya Masjid Quba
Kemudian Dalam sejarahnya, Masjid Quba adalah lokasi peribadatan Umat Islam yang pertama dibangun Rasulullah SAW, saat hijrah ke Madinah. Tepatnya pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi.
“Saat Rasulullah hijrah ke Madinah dan untanya berhenti, di situlah beliau mendirikan masjid pertama di Madinah,” ujar Konsultan Ibadah PPIH Daker Madinah, Tulus.
Masjid Quba berlokasi sekitar 5 kilometer (km) di sebelah tenggara Kota Madinah. Berada di kawasan perkampungan bernama Quba. Nama masjid diambil dari nama telaga di masjid tersebut.
Masjid ini telah beberapa kali mengalami renovasi sebelum akhirnya seperti kondisi saat ini. Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah orang pertama yang membangun menara masjid ini.
Di era modern, masjid Quba menjalani renovasi dan perluasan pada masa Raja Fahd ibn Abdul Aziz di tahun 1986. Hingga kemudian masjid ini memiliki daya tampung hingga 20 ribu jemaah.
Dalam upaya hijrah itu, lokasi pertama yang disinggahi Rasulullah SAW adalah gua Tsur. Di dalam gua ini, Rasulullah SAW bersembunyi bersama Abu Bakar dari kejaran kaum kafir Quraisy.
Setelah kondisinya dirasa aman, Nabi SAW kemudian melanjutkan perjalanan menuju Madinah. rasul memilih jalan yang berbeda dari jalan umum. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pertemuan secara langsung dengan orang-orang kafir Quraisy.
Dan sebelum tiba di Madinah, Rasul sempat singgah di beberapa tempat dan salah satunya adalah Quba. Beliau tinggal di daerah ini selama beberapa hari, sambil menunggu kedatangan Ali bin Abi Thalib RA dari Makkah, bersama rombongan.
Ketika itu, saat akan berhijrah, Ali diperintahkan Rasulullah SAW untuk menggantikannya tidur di tempat tidur Rasul. Ini dimaksudkan untuk mengelabui perhatian kaum kafir Quraisy yang ingin membunuh Nabi SAW.
Quba adalah satu daerah yang terletak di wilayah Madinah. Jaraknya sekitar dua mil atau kurang lebih lima kilometer dari pusat kota Madinah.
Hanafi al-Malawi dalam bukunya Tempat Bersejarah yang dikunjungi Rasulullah SAW, menjelaskan, Nabi SAW tinggal di Desa Quba selama empat hari dan kemudian membangun sebuah masjid yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Quba.
Inilah masjid yang dibangun dengan dasar ketaatan dan ketaqwaan Rasulullah SAW kepada Allah SWT.
Menurut hadis yang diriwayatkan Tirmidzi RA, orang yang melakukan shalat di Masjid Quba sama pahalanya dengan melaksanakan umrah. Seperti disebutkan dalam Sahih Bukhari, Nabi SAW terbiasa mengunjungi Masjid Quba dengan berjalan kaki atau jika tidak seminggu sekali. Abdullah bin Umar biasa mengikuti sunnah ini.
Dalam riwayat lain disebutkan, masjid Quba ini adalah salah satu masjid yang paling disucikan (dimuliakan) oleh Allah setelah Masjid al-Haram (Makkah), Masjid Nabawi (Madinah), dan Masjid al-Aqsha (Palestina).
Selama berada di Quba, jelas Al-Mahlawi, Rasul SAW tinggal di rumah Kultsum bin al-Hadam bin Amr al-Qais, seorang lelaki tua yang masuk Islam sebelum Rasul hijrah ke Yatsrib (sekarang Madinah).
Para sejarawan menyebutkan, tanah yang menjadi lahan pembangunan Masjid ini mulanya adalah lapangan milik Kultsum bin Hadam, yang biasa digunakan untuk menjemur kurma.
Masjid Quba adalah masjid yang dibangun dengan penuh pengorbanan dan perjuangan. Allah SWT menyebutnya dengan dasar takwa, sebagaimana diterangkan dalam ayat 108 diatas.
Hal ini dikarenakan perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakkan agama Allah yang harus dilalui dengan penuh rintangan dan halangan. Kaum kafir quraisy hampir setiap saat selalu memantau dan mengawasi aktifitas Nabi SAW.
Dan ketika kesempatan berhijrah datang, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan mendirikan masjid sebagai pusat perjuangan dan dakwah Islam. Ini pulalah yang dilakukan Rasulullah SAW begitu tiba di Madinah dengan mendirikan Masjid Nabawi, setelah sebelumnya membangun Masjid Quba.